Jumaat, 8 April 2011

Anak Laki Laki dan setoples kacang

Anak Laki-laki dan Setoples Kacang Aesop Seorang anak laki-laki diijinkan oleh ibunya untuk memasukkan tangannya ke dalam sebuah toples dan mengambil kacang yang ada di dalamnya. Dan anak laki-laki itu memasukkan tangannya ke dalam toples untuk mengambil kacang, tetapi karena anak laki-laki itu mengambil kacang tersebut dengan genggaman yang sangat besar, dia tidak dapat menarik tangannya keluar, dan disana dia berdiri terus, tidak rela untuk melepaskan sebiji kacangpun dari genggamannya karena dia ingin mengambil semuanya sekaligus. Karena rasa penasaran dan kecewa dia mulai menangis. "Putraku," kata ibunya ,"Ambillah kacang tersebut setengah genggam saja, sehingga kamu akan lebih mudah mengeluarkan tanganmu dari toples tersebut, dan mungkin kamu akan bisa memiliki lebih banyak kacang lagi jika kamu mengambilnya berulang-ulang."Jangan mengerjakan sesuatu yang terlalu banyak sekaligus.

Ahad, 3 April 2011

Tujuh Burung Gagak

Tujuh Burung Gagak

Brothers Grimm



Dahulu, ada seorang laki-laki yang memiliki tujuh orang anak laki-laki, dan laki-laki tersebut belum memiliki anak perempuan yang lama diidam-idamkannya. Seriiring dengan berjalannya waktu, istrinya akhirnya melahirkan seorang anak perempuan. Laki-laki tersebut sangat gembira, tetapi anak perempuan yang baru lahir itu sangat kecil dan sering sakit-sakitan. Seorang tabib memberitahu laki-laki tersebut agar mengambil air yang ada pada suatu sumur dan memandikan anak perempuannya yang sakit-sakitan dengan air dari sumur itu agar anak tersebut memperoleh berkah dan kesehatan yang baik. Sang ayah lalu menyuruh salah seorang anak laki-lakinya untuk mengambil air dari sumur tersebut. Enam orang anak laki-laki lainnya ingin ikut untuk mengambil air dan masing-masing anak laki-laki itu sangat ingin untuk mendapatkan air tersebut terlebih dahulu karena rasa sayangnya terhadap adik perempuan satu-satunya. Ketika mereka tiba di sumur dan semua berusaha untuk mengisi kendi yang diberikan kepada mereka, kendi tersebut jatuh ke dalam sumur. Ketujuh anak laki-laki tersebut hanya terdiam dan tidak tahu harus melakukan apa untuk mengambil kendi yang jatuh, dan tak satupun dari mereka berani untuk pulang kerumahnya.

Ayahnya yang menunggu di rumah akhirnya hilang kesabarannya dan berkata, "Mereka pasti lupa karena bermain-main, anak nakal!" Karena takut anak perempuannya bertambah sakit, dia lalu berteriak marah, "Saya berharap anak laki-lakiku semua berubah menjadi burung gagak." Saat kata itu keluar dari mulutnya, dia mendengar kepakan sayap yang terbang di udara, sang Ayah lalu keluar dan melihat tujuh ekor burung gagak hitam terbang menjauh. Sang Ayah menjadi sangat menyesal karena mengeluarkan kata-kata kutukan dan tidak tahu bagaimana membatalkan kutukan itu. Tetapi walaupun kehilangan tujuh orang anak laki-lakinya, sang Ayah dan Ibu masih mendapatkan penghiburan karena kesehatan anak perempuannya berangsur-angsur membaik dan akhirnya anak perempuan tersebut tumbuh menjadi gadis yang cantik.

Gadis itu tidak pernah mengetahui bahwa dia mempunyai tujuh orang kakak laki-laki karena orangtuanya tidak pernah memberitahu dia, sampai suatu hari secara tidak sengaja gadis tersebut mendengar percakapan beberapa orang, "Gadis tersebut memang sangat cantik, tetapi gadis tersebut harus disalahkan karena mengakibatkan nasib buruk pada ketujuh saudaranya." Gadis tersebut menjadi sangat sedih dan bertanya kepada orangtuanya tentang ketujuh saudaranya. Akhirnya orangtuanya menceritakan semua kejadian yang menimpa ketujuh saudara gadis itu. Sang Gadis menjadi sangat sedih dan bertekad untuk mencari ketujuh saudaranya secara diam-diam. Dia tidak membawa apapun kecuali sebuah cincin kecil milik orangtuanya, sebuah roti untuk menahan lapar dan sedikit air untuk menahan haus.

Gadis tersebut berjalan terus, terus sampai ke ujung dunia. Dia menemui matahari, tetapi matahari terlalu panas, lalu dia kemudian menemui bulan, tetapi bulan terlalu dingin, lalu dia menemui bintang-bintang yang ramah kepadanya. Saat bintang fajar muncul, bintang tersebut memberikan dia sebuah tulang ayam dan berkata, "Kamu harus menggunakan tulang ini sebagai kunci untuk membuka gunung yang terbuat dari gelas, disana kamu akan dapat menemukan saudara-saudaramu.

Gadis tersebut kemudian mengambil tulang tersebut, menyimpannya dengan hati-hati di pakaiannya dan pergi ke arah gunung yang di tunjuk oleh bintang fajar. Ketika dia telah tiba di gunung tersebut, dia baru sadar bahwa tulang untuk membuka kunci gerbang gunung telah hilang. Karena dia berharap untuk menolong ketujuh saudaranya, maka sang Gadis lalu mengambil sebilah pisau, memotong jari kelinkingnya dan meletakkannya di depan pintu gerbang. Pintu tersebut kemudian terbuka dan sang Gadis dapat masuk kedalam, dimana seorang kerdil menemuinya dan bertanya kepadanya, "Anakku, apa yang kamu cari?" "Saya mencari tujuh saudaraku, tujuh burung gagak," balas sang Gadis. Orang kerdil tersebut lalu berkata, "Tuanku belum pulang ke rumah, jika kamu ingin menemuinya, silahkan masuk dan kamu boleh menunggunya di sini." Lalu orang kerdil tersebut menyiapkan makan siang pada tujuh piring kecil untuk ketujuh saudara laki-laki sang Gadis yang telah menjadi burung gagak. Karena lapar, sang Gadis mengambil dan memakan sedikit makanan yang ada pada tiap-tiap piring dan minum sedikit dari tiap-tiap gelas kecil yang ada. Tetapi pada gelas yang terakhir, dia menjatuhkan cincin milik orangtuanya yang dibawa bersamanya.

Tiba-tiba dia mendengar kepakan sayap burung di udara, dan saat itu orang kerdil itu berkata, "Sekarang tuanku sudah datang." Saat ketujuh burung gagak akan mulai makan, mereka menyadari bahwa seseorang telah memakan sedikit makanan dari piring mereka. "Siapa yang telah memakan makananku, dan meminum minumanku?" kata salah satunya. Saat burung gagak yang terakhir minum dari gelasnya, sebuah cincin masuk ke mulutnya dan ketika burung tersebut memperhatikan cincin tersebut, burung gagak tersebut berkata, "Diberkatilah kita, saudara perempuan kita yang tersayang mungkin ada disini, inilah saatnya kita bisa terbebas dari kutukan." Sang Gadis yang berdiri di belakang pintu mendengar perkataan mereka, akhirnya maju kedepan dan saat itu pula, ketujuh burung gagak berubah kembali menjadi manusia. Mereka akhirnya berpelukan dan pulang bersama ke rumah mereka dengan bahagia.


Burung Gagak dan Kendi

Burung Gagak dan Sebuah Kendi

Aesop



Burung gagak dan sebuah kendiPada suatu musim yang sangat kering, dimana saat itu burung-burungpun sangat sulit mendapatkan sedikit air untuk diminum, seekor burung gagak menemukan sebuah kendi yang berisikan sedikit air. Tetapi kendi tersebut merupakan sebuah kendi yang tinggi dengan leher kendi sempit. Bagaimanapun burung gagak tersebut berusaha untuk mencoba meminum air yang berada dalam kendi, dia tetap tidak dapat mencapainya. Burung gagak tersebut hampir merasa putus asa dan merasa akan meninggal karena kehausan.

Kemudian tiba-tiba sebuah ide muncul dalam benaknya. Dia lalu mengambil kerikil yang ada di samping kendi, kemudian menjatuhkannya ke dalam kendi satu persatu. Setiap kali burung gagak itu memasukkan kerikil ke dalam kendi, permukaan air dalam kendipun berangsur-angsur naik dan bertambah tinggi hingga akhirnya air tersebut dapat di capai oleh sang burung Gagak.

Walaupun sedikit, pengetahuan bisa menolong diri kita pada saat yang tepat.


Si Pelit

Si Pelit

Aesop



Pengembara dan si Pelit yang kehilangan hartaSeorang yang sangat pelit mengubur emasnya secara diam-diam di tempat yang dirahasiakannya di tamannya. Setiap hari dia pergi ke tempat dimana dia mengubur emasnya, menggalinya dan menghitungnya kembali satu-persatu untuk memastikan bahwa tidak ada emasnya yang hilang. Dia sangat sering melakukan hal itu sehingga seorang pencuri yang mengawasinya, dapat menebak apa yang disembunyikan oleh si Pelit itu dan suatu malam, dengan diam-diam pencuri itu menggali harta karun tersebut dan membawanya pergi.

Ketika si Pelit menyadari kehilangan hartanya, dia menjadi sangat sedih dan putus asa. Dia mengerang-erang sambil menarik-narik rambutnya.

Satu orang pengembara kebetulan lewat di tempat itu mendengarnya menangis dan bertanya apa saja yang terjadi.

"Emasku! oh.. emasku!" kata si Pelit, "seseorang telah merampok saya!"

"Emasmu! di dalam lubang itu? Mengapa kamu menyimpannya disana? Mengapa emas tersebut tidak kamu simpan di dalam rumah dimana kamu dapat dengan mudah mengambilnya saat kamu ingin membeli sesuatu?"

"Membeli sesuatu?" teriak si Pelit dengan marah. "Saya tidak akan membeli sesuatu dengan emas itu. Saya bahkan tidak pernah berpikir untuk berbelanja sesuatu dengan emas itu." teriaknya lagi dengan marah.

Pengembara itu kemudian mengambil sebuah batu besar dan melemparkannya ke dalam lubang harta karun yang telah kosong itu.

"Kalau begitu," katanya lagi, "tutup dan kuburkan batu itu, nilainya sama dengan hartamu yang telah hilang!"

Harta yang kita miliki sama nilainya dengan kegunaan harta tersebut.


Dua Orang Pengembara dan Seeokor Beruang

Dua Orang Pengembara dan Seekor Beruang

Aesop



Dua pengembara dan seekor beruang

Dua orang berjalan mengembara bersama-sama melalui sebuah hutan yang lebat. Saat itu tiba-tiba seekor beruang yang sangat besar keluar dari semak-semak di dekat mereka.

Salah satu pengembara, hanya memikirkan keselamatannya dan tidak menghiraukan temannya, memanjat ke sebuah pohon yang berada dekat dengannya.

Pengembara yang lain, merasa tidak dapat melawan beruang yang sangat besar itu sendirian, melemparkan dirinya ke tanah dan berbaring diam-diam, seolah-olah dia telah meninggal. Dia sering mendengar bahwa beruang tidak akan menyentuh hewan atau orang yang telah meninggal.

Temannya yang berada di pohon tidak berbuat apa-apa untuk menolong temannya yang berbaring. Entah hal ini benar atau tidak, beruang itu sejenak mengendus-endus di dekat kepalanya, dan kelihatannya puas bahwa korbannya telah meninggal, beruang tersebutpun berjalan pergi.

Pengembara yang berada di atas pohon kemudian turun dari persembunyiannya.

"Kelihatannya seolah-olah beruang itu membisikkan sesuatu di telingamu," katanya. "Apa yang di katakan oleh beruang itu"

"Beruang itu berkata," kata pengembara yang berbaring tadi, "Tidak bijaksana berjalan bersama-sama dan berteman dengan seseorang yang membiarkan dan tidak menghiraukan temannya yang berada dalam bahaya."

Kemalangan dapat menguji sebuah persahabatan.



Dua pengembara dan seekor beruang

Dua orang berjalan mengembara bersama-sama melalui sebuah hutan yang lebat. Saat itu tiba-tiba seekor beruang yang sangat besar keluar dari semak-semak di dekat mereka.

Salah satu pengembara, hanya memikirkan keselamatannya dan tidak menghiraukan temannya, memanjat ke sebuah pohon yang berada dekat dengannya.

Pengembara yang lain, merasa tidak dapat melawan beruang yang sangat besar itu sendirian, melemparkan dirinya ke tanah dan berbaring diam-diam, seolah-olah dia telah meninggal. Dia sering mendengar bahwa beruang tidak akan menyentuh hewan atau orang yang telah meninggal.

Temannya yang berada di pohon tidak berbuat apa-apa untuk menolong temannya yang berbaring. Entah hal ini benar atau tidak, beruang itu sejenak mengendus-endus di dekat kepalanya, dan kelihatannya puas bahwa korbannya telah meninggal, beruang tersebutpun berjalan pergi.

Pengembara yang berada di atas pohon kemudian turun dari persembunyiannya.

"Kelihatannya seolah-olah beruang itu membisikkan sesuatu di telingamu," katanya. "Apa yang di katakan oleh beruang itu"

"Beruang itu berkata," kata pengembara yang berbaring tadi, "Tidak bijaksana berjalan bersama-sama dan berteman dengan seseorang yang membiarkan dan tidak menghiraukan temannya yang berada dalam bahaya."

Kemalangan dapat menguji sebuah persahabatan.


Anjing dan Bayangannya

Anjing dan Bayangannya




Anjing dan bayangan dirinyaSeekor anjing yang mendapatkan sebuah tulang dari seseorang, berlari-lari pulang ke rumahnya secepat mungkin dengan senang hati. Ketika dia melewati sebuah jembatan yang sangat kecil, dia menunduk ke bawah dan melihat bayangan dirinya terpantul dari air di bawah jembatan itu. Anjing yang serakah ini mengira dirinya melihat seekor anjing lain membawa sebuah tulang yang lebih besar dari miliknya.

Bila saja dia berhenti untuk berpikir, dia akan tahu bahwa itu hanyalah bayangannya. Tetapi anjing itu tidak berpikir apa-apa dan malah menjatuhkan tulang yang dibawanya dan langsung melompat ke dalam sungai. Anjing serakah tersebut akhirnya dengan susah payah berenang menuju ke tepi sungai. Saat dia selamat tiba di tepi sungai, dia hanya bisa berdiri termenung dan sedih karena tulang yang di bawanya malah hilang, dia kemudian menyesali apa yang terjadi dan menyadari betapa bodohnya dirinya.

Sangatlah bodoh memiliki sifat yang serakah


Semut dan Belalang

Semut dan Belalang



Semut dan BelalangPada siang hari di akhir musim gugur, satu keluarga semut yang telah bekerja keras sepanjang musim panas untuk mengumpulkan makanan, mengeringkan butiran-butiran gandum yang telah mereka kumpulkan selama musim panas. Saat itu seekor belalang yang kelaparan, dengan sebuah biola di tangannya datang dan memohon dengan sangat agar keluarga semut itu memberikan sedikit makan untuk dirinya.

"Apa!" teriak sang Semut dengan terkejut, "tidakkah kamu telah mengumpulkan dan menyiapkan makanan untuk musim dingin yang akan datang ini? Selama ini apa saja yang kamu lakukan sepanjang musim panas?"

"Saya tidak mempunyai waktu untuk mengumpulkan makanan," keluh sang Belalang; "Saya sangat sibuk membuat lagu, dan sebelum saya sadari, musim panas pun telah berlalu."

Semut tersebut kemudian mengangkat bahunya karena merasa gusar.

"Membuat lagu katamu ya?" kata sang Semut, "Baiklah, sekarang setelah lagu tersebut telah kamu selesaikan pada musim panas, sekarang saatnya kamu menari!" Kemudian semut-semut tersebut membalikkan badan dan melanjutkan pekerjaan mereka tanpa memperdulikan sang Belalang lagi.

Ada saatnya untuk bekerja dan ada saatnya untuk bermain.


kerbau dan kambing

Kerbau dan Kambing

Aesop



Kerbau dan KambingSeekor kerbau jantan berhasil lolos dari serangan seekor singa dengan cara memasuki sebuah gua dimana gua tersebut sering digunakan oleh kumpulan kambing sebagai tempat berteduh dan menginap saat malam tiba ataupun saat cuaca sedang memburuk. Saat itu hanya satu kambing jantan yang ada di dalam gua tersebut. Saat kerbau masuk kedalam gua, kambing jantan itu menundukkan kepalanya, berlari untuk menabrak kerbau tersebut dengan tanduknya agar kerbau jantan itu keluar dari gua dan dimangsa oleh sang Singa. Kerbau itu hanya tinggal diam melihat tingkah laku sang Kambing. Sedang diluar sana, sang Singa berkeliaran di muka gua mencari mangsanya.

Lalu sang kerbau berkata kepada sang kambing, "Jangan berpikir bahwa saya akan menyerah dan diam saja melihat tingkah lakumu yang pengecut karena saya merasa takut kepadamu. Saat singa itu pergi, saya akan memberi kamu pelajaran yang tidak akan pernah kamu lupakan."

Sangatlah jahat, mengambil keuntungan dari kemalangan orang lain.


Selasa, 22 Mac 2011

Mari Bercerita

PUTERI SAADONG


PUTERI SAADONG BERAKHIR DI BUKIT MARAK?

Pemerintahan Puteri Saadong dikatakan berakhir pada kira-kira menjelang kurun
ke-18, di akhir-akhir pemerintahan baginda tidak langsung disebut baik mana-mana
juga buku sejarah, bahkan cerita-cerita lisan dari penduduk-penduduk negeri
Kelantan pun tidak didapati, puas juga saya menjelajah keseluruh negeri Kelantan,
ke Kampung-kampung yang jauh di pendalaman dan pernah juga saya
menjalankan kajian di bukit Marak yang dikatakan tempat akhir sekali Puteri
Saadong bersemayam tidak saya temui bahan-bahan yang boleh menolong
mengesan lingkaran sejarahnya yang berikut.
Dengan berakhirnya pemerintahan Raja Abdul Rahim yang menggantikan
pemerintahan Raja Abdullah di Kota Mahligai dan juga pemerintahan Puteri
Saadong di Bukit Marak maka muncul semula pemerintahan di Jembal, iaitu
pemerintahan Sultan umar (Raja Umar), baginda ini ialah adik kepada Raja Loyor,
dan pangkat bapa saudara pula kepada Puteri Saadong.
Pemerintahan baginda ini dikatakan bermula pada tahun 1675, baginda
mempunyai beberapa orang putera dan puteri, putera sulung baginda bernama Raja
kecil Solong yang dirajakan di Kota Teras (di Kampung Teras dekat Kampung
Mentuan), seorang lagi putera baginda bernama Raja Ngah atau dipanggil juga Raja
Hudang memerintah di Tebing Tinggi Pusaran Buah (Kampung Tanjung Chat),
seorang puteri Sultan Umar bernama Raja Pah telah berkahwin pula dengan Tuan
Besar Long Bahar seorang putera raja yang datang dari Patani (dalam negeri Thai).
Mengenai Tuan Besar Long Bahar pula menurut Ringkasan Cetera Kelantan
yang ditulis oleh Datuk Paduka Raja Kelantan Nik Mahmud bin Ismail adalah putera
Wan Daim ataudisebut juga Datuk Pangkalan Tua, raja dari negeri Petani yang
zuriatnya berasal dari keturunan anak-anak Raja Bugis bernama Paqih Ali.
Tuan Besar Long Bahar mempunyai beberapa orang saudara iaitu Tuan
Solong Kelantan, Tuan Senik Genting dan Datuk Pasir Petani. Oleh kerana
terjadinya perselisihan keluarga maka Tuan Besar Long Bahar telah merantau ke
Negeri Kelantan dengan membawa bersama seorang putera yang bernama Long
Sulaiman, dan di Kelantan Long Besar berkahwin pula dengan Raja Pah puteri
Sultan Umar, kemudian Tuan Besar Long Bahar berpindah membuka sebuah
tempat yang diberi nama Kota Kubang Labu (dalam Wakaf Baru sekarang).
Dalam tahun 1721 Sultan Umar telah mangkat dan baginda inilah juga yang
disebut atau digelar raja Udang yang mana makamnya terdapat masa ini didalam
kawasan sawah padi kira-kira dua rantai jauhnya dari Sekolah Rendah Kebangsaan
Kedai Lalat, begitu juga dengan Raja Bahar kekanda baginda yang memerintah Jembal
yang mangkat pada tahun 1675 yang digelar raja ekor yang makamnya terdapat
sekarang ini dikampung Tok kambing, Mukim Sering dekat Kota Bharu.
Dengan kemangkatan Sultan Umar makam putera sulung baginda yang
bernama Raja Kecil Solong yang sedang memerintah di Kota Teras tidak mahu
mengambil alih pemerintahan di Jembal dari ayahndanya, dan dengan persetujuan
baginda jugalah lalu diangkat adik iparnya iaitu Tuan Besar Long Bahar menjadi raja
di Jembal, dan dengan itu Kota Kubang Labu diserahkan kepada pemerintahan
putera baginda yang bernama Long Sulaiman, putera ini ialah dari isteri baginda di
Patani.
Apabila pemerintahan Jembal dan juga pemerintahan di Kota Kubang Labu
terserah kepada pemerintahan Tuan Besar Long Bahar dan putera baginda maka
berakhirlah satu peringkat pemerintahan yang berasal dari zuriat Raja sakti yang
memerintah Jembal, dan pada peringkat ini pula maka zuriat keturunan dari Tuan
Besar Long Baharlah yang memerintah Jembal juga Kota Kubang Labu keturunan
dari Tuan Besar Long Bahar ini jugalah asalnya raja-raja yang memerintah Negeri
Kelantan hingga sekarang ini.
Dalam tahun 1977 dan seterusnya hingga tahun-tahun yang kemudian saya
telah menjalankan kajian dibeberapa tempat disekitar Kedai Lalat yang letaknya
kira-kira 7 batu dari bandar Kota Bharu, di kampung tersebut terletaknya
makam-makam Raja Loyor , iaitu ayahnda Puteri Saadong, menurut
cerita dari penduduk-penduduk kampung sekitar yang saya dapati bahawa pada
suatu ketika dulu terdapat beberapa orang siam yang datang untuk mengorek
makam tersebut, kononya orang siam tersebut bermimpi bahawa didalam makam
tersebut terdapat sebilah keris yang dianggap keramat atau mempunyai kuasa
ghaib, begitu juga saya diberitahu pernah disuatu ketika ada orang-orang mencuri
serpihan batu nisannya yang dibuat dari batu marmar, beberapa hari kemudian
serpihan itu dipulangkan semula, menurut orang yang mengambil serpihan tersebut
bahawa ia sering diganggu mimpi yang menakutkan.
Makam Raja Udang atau Sultan Umar mempunyai beberapa kepercayaan
pula, makam ini terletak tidak jauh dari Masjid Kedai Lalat, waktu saya melawat ke
makam tersebut saya dapati ada sebuah batu besar yang disebut batu hampar
terletak berdekatan dengan makam tersebut, orang kampung disekitar ada yang
percaya batu tersebut mempunyai kuasa-kuasa ghaib, batu tersebut sepanjang tiga
kaki dan lebarnya lebih kurang dua kaki, tebalnya kira-kira enam inci (6 inci), tidak
sesiapa yang berani mengambil batu tersebut walaupun pada hemah saya batu
tersebut sangat baik dibuat tempat membasuh kain baju, saya percaya batu tersebut
digunakan untuk membuat binaan makam, boleh jadi kerana besarnya tidak
mencukupi maka lalu ditinggal begitu saja.
Saya juga telah melawat sebuah makam lagi di Kampung Tok Kambing iaitu
kira-kira sebatu jauhnya dari Kedai Lalat, makam tersebut ialah dikenali sebagai
makam Raja Ekor atau Raja Bahar, makam ini terdapat binaan yang dibuat dari batu
pejal, sungguh menarik kerana terdapat ukiran yang terpahat, ukiran tersebut
menggambarkan seekor burung (boleh jadi Burung Bangau) sangat menghairankan
saya kerana biasanya perkuburan islam tidak menggambarkan benda-benda hidup
saperti haiwan-haiwan.
Pahat yang berbentuk burung biasanya mempunyai pengaruh-pengaruh dari
utara terutama dari Negeri China (meliputi negeri-negeri di Indo-China), adakah Raja
Ekor ini seorang raja yang berasal dari Indo-China ataupun boleh jadi batu makam
tersebut sengaja ditempa di Chempa (Republik Khamer) yang waktu di zaman dulu
adalah pernah menjadi sebuah kerajaan yang umat islam dan pengaruh Islam. Inilah
satu perkara yng ahli-ahli penyelidik harus menjalankan pula satu kajian yang lebih
mendalam, seelok-eloknya meninjau pula kenegri-negeri di Indo-China untuk melihat
makam-makam Islam di zaman dulu yang banyak terdapat di negara tersebut,
dapatlah dibuat perbandingan dengan makam-makam raja-raja Jembal yang
terdapat di Kelantan terutama makam Raja Ekor yang masih menjadi misteri.


PUTERI SAADONG BUNUH SUAMI KERANA CEMBURU

Catatan Ibnu Batutah tentang negeri yang disebut Kilu-Kerai itu kurang jelas, baik
tentang letak negeri tersebut dan juga gaya pemerintahan Raja Perempuan yang
disebut Urd-uja itu, ialah satu perkara yang sangat rumit dapat dikesan oleh
pakar-pakar sejarah.
Dengan keterangan yang sebegitu sedikit maka kita tidaklah boleh memberi
kata putus bahawa Kilu-Kerai itulah yang sebenarnya Kuala Kerai yang terdapat di
Negeri Kelantan sekarang ini, walau bagaimanapun perkara ini boleh diselesaikan
jika sekiranya ada pakar-pakar sejarah yang betul-betul menjalankan penyelidikan
khas mengenai perkara tersebut.
Dari beberapa keterangan yang diperolehi yakni berdasarkan dari
hikayat-hikayat lama dan juga lain-lain catitan sejarah, adalah Negeri Kelantan telah
wujud pemerintahan beraja yang berteraskan agama Islam pada kira-kira awal kurun
ke 15, dikatakan raja yang mula-mula memerintah Kelantan yang dapat dikesan
ialah Maharaja K'Umar atau disebut juga Raja K'Umar, pemerintahan baginda
adalah sekitar tahun masehi 1411, tidak diketahui dimana letaknya pusat
pemerintahan baginda, sesetengah ahli sejarah tempatan percaya pusat
pemerintahan baginda terletak di Pulau Sabar, iaitu sebuah pulau yang terletak di
tengah sungai Kelantan berhampiran dengan Kampung laut, pulau tersebut pada
masa ini telah tenggelam.
Selepas pemerintahan K'Umar muncul pula pemerintahan Sultan Iskandar,
pemerintahan baginda berakhir pada tahun 1465 masehi kerana dibinasakan oleh
Angkatan Perang Siam (Thai), kononnya baginda dan lebih 100,000 rakyat Kelantan
telah dapat ditawan dan dibawa kenegeri Siam, tidaklah diketahui tentang nasib raja
tersebut adakah baginda mangkat di Siam atau juga dihantar pulang ke Kelantan.
Kira-kira pada tahun masehi 1477 sebuah angkatan perang dari Melaka yang
diperintah oleh Sultan Mahmud telah datang menyerang dan mengalahkan Kelantan,
Sultan Mansur iaitu Sultan Kelantan telah dapat ditawan, begitu juga ditawan
ketiga-tiga puteri baginda iaitu Puteri Unang Kening, Cubak dan Cuban. Puteri
Unang Kening yang paling jelita itu kemudian diperisterikan oleh Sultan Mahmud
Shah, maka setelah Sultan Mansur Shah mengaku tunduk kepada pemerintahan
Melaka lalu baginda diangkat semula menjadi sultan Kelantan, sejak itu negeri
Kelantan dikira sebagai jajahan takluk Melaka.
Sultan mansur Shah mangkat pada kira-kira tahun masehi 1526, putera
baginda yang bernama Raja Gombak telah dilantik menjadi pemerintah Kelantan,
baginda bersemayam di Pulau sabar juga, dalam tahun 1548 Raja Gombak telah
mangkat dengan tidak meningggalkan zuriat, oleh itu anak saudara baginda yang
bernama Raja Ahmad telah dilantik menjadi pemerintah Kelantan, baginda bergelar
Sultan Ahmad, menurut beberapa punca sejarah Sultan Ahmad ini mempunyai
seorang puteri yang sangat jelita yang bernama Puteri Cik Wan Kembang, dan
sewaktu Sultan Ahmad mangkat puteri ini masih kecil lagi, lalu dil;antik aeorang
anak raja dari Johor yang bernama Raja Husain memangku raja dengan bergelar
Sultan Husain.
Sultan Husain yang memerintah kelantan itu dikatakan mangkat pada tahun
1610, dengan itu lalu dilantik Cik wan Kembang menjadi pemerintah Kelantan. Raja
perempuan Kelantan ini dikatakan berpindah dari Pulau Sabar ke sebuah tempat
yang sangat jauh di pendalaman iaitu Gunung Cinta Wangsa (terletak kira-kira 27
batu ke tenggara Kuala Kerai).

GANJIL

Mengapa baginda berpindah begitu jauh dari tebing sungai Kelantan adalah
satu perkara yang sungguh ganjil, biasanya pemerintahan raja-raja di zaman dahulu
adalah memilih tempat-tempat yang berhampiran dengan sungai, kerana sungailah
yang menjadi jalan dan perhubungan yang penting ketika itu.
Harus jugalah pada fikiran raja perempuan itu bahawa tempat tersebut lebih
selamat dan tenteram dari apa juga gangguan luar, terutama sekali gangguan dari
pemerintahan Siam yang dianggap kuasa yang teragung ketika itu.
Dalam jangka yang sama di zaman pemerintahan Cik Wan Kembang, atau
pada pedagang-pedagang bangsa Arab disebut Cik Siti (Cik Siti wan Kembang),
maka di Negeri Kelantan telah wujud sebuah lagi pemerintahan beraja yang
berpusat di Jembal (Kedai lalat sekarang iaitu kira-kira 6 batu dari bandar Kota
Bharu). raja yang memerintah disitu bernama Raja Loyor putera Raja Sakti yang
berasal dari Kedah.
Ada sesetengah ahli sejarah tempatan berpendapat yang Raja Loyor
berkahwin dengan Namng Cayang yang dikatakan seoarang raja perempuan Pattani
yang melarikan diri ke Kelantan, dari perkahwinan itu mereka beroleh seorang puteri
yang diberi nama Puteri Saadong, Puteri Saadong inilah yang kemudiannya
diambil oleh Cik Siti Wan Kembang menjadi anak angkatnya, kerana baginda sendiri
tidak mempunyai anak. Puteri Saadong pula berkahwin denban sepupunya yang
bernama Raja Abdullah, kemudian Raja Abdullah telah dilantik menjadi raja di
tempat yang bernama Cetak (dalam Jajahan Pasir Mas). Tidak lama di situ Raja
Abdullah berpindah pula bersemayam di Kota Mahligai (dalam Daerah Melor
sekarang).
Setelah Raja Abdullah dan Puteri Saadong berkerajaan di Kota Mahligai,
maka Cik Siti Wan Kembang pun balik semula bersemayam di Gunung Ayam,
setelah itu tidak lagi didapati cerita tentang Cik Siti Wan Kembang adakah baginda
berpindah ke tempat lain atau mangkat di tempat tersebut.
Memanglah satu perkara yang sukar untuk mengesantentang kedudukan
tempat semayam Cik Siti Wan Kembang yang sebenarnya, kerana di negeri
Kelantan terdapatdua buah gunung yang bernama Gunung Ayam, sebuah terletak
kira-kira 17 batu ke barat Gua Musang, gunung tersebut setinggi 2,945 kaki, terletak
pula terlalu jauh dirimba yang sangat sukar dijalankan penyelidikan, sebuah lagi
Gunung Ayam terletak dekat dengan sempadan negeri Terengganu iaitu kira-kira 15
batu ke timur laut Kuala Kerai, gunung tersebut setinggi 2,674 kaki, terletaknya pula
jauh jauh ke dalam rimba. Gunung Ayam yang mana satu menjadi tempat dan pusat
pemerintahan Cik Siti Wan Kembang.
Waktu saya melawat makam Tuan Tabal atau nama batang tubuhnya Tuan
Haji Abdul samad bin Muhammad, seorang tokoh pengembang agama Islam yang
terkenal di negeri Kelantan, yang meninggal dunia pada tahun 1891 dan dan
dimakamkan di perkuburan Banggul, jalan ke Pantai Cahaya Bulan (Pantai Cinta
Berahi), saya juga telah diberitahu oleh Encik Nik Abdul Rahman bin Nik Dir yang
memandu saya ke makam tersebut bahawa tidak berapa jauh dari makam Tuan
Tabal itu terdapat sebuah makam lama yang sangat cantik dibina dari batu pejal
serta berukir pula, makam tersebut orang-orang Banggul menyebut Makam Cik Siti,
saya juga telah makam tersebut, kesimpulannya dari kajian saya tidak syak lagi
makam tersebut adalah sebuah makam lama dari seorang perempuan yang dari
keturunan raja-raja atau orang-orang besar juga, dan seni ukir pada binaan
makamnya menggambarkan seni ukir yang hampir persamaannya dengan
makam-makam di jembal dan juga makam-makam di permakaman DiRaja Langgar,
adakah ini yang sebenarnya makam Cik Siti Wan Kembang adalah satu perkara
yang sangat menarik dan perlu dibuat kajian yang lebih teliti.


NISAN

Berdasarkan tanah perkuburan Banggul saya yakin adalah satu tanah perkuburan
yang sangat lama, mungkin tanah perkuburan tersebut telah digunakan
beratus-ratus tahun lampau, di perkuburan Banggul itu juga akan memperlihatkan
kepada kita berbagai-bagai jenis bentuk batu nisan yang ganjil-ganjil serta ada pula
yang berukir dan bertulis ayat-ayat Quiran yang sangat cantik dan menarik.
Dengan berakhirnya pemerintahan Cik Siti Wan Kembang yang tidak dapat
dikesan di akhir pemerintahannya, maka muncullah pemerintahan Raja Abdullah di
Kota Mahligai.
Pemerintahan Raja Abdullah berakhir pada tahun 1671 iaitu apabila baginda
mangkat dibunuh oleh isterinya Puteri Saadong, lalu Puteri Saadong melantik pula
Raja Rahim anak Raja Abdullah merajai Kota Mahligai. Tidak lama setelah Raja
Rahim memerintah baginda kemudian dibunuh pula oleh rakyatnya di tepi tasik
Lelayang Mandi. Dengan kemangkatan Raja Rahim maka berakhirlah pemerintahan
beraja di Kota Mahligai.
Konon menurut cerita Puteri Saadong telah lama ditawan dan di bawa ke
Siam (Thailand) iaitu ketika tentera-tentera Siam datang melanggar Kelantan waktu
mereka mula-mula berkahwin dan bersemayam di Kota Mahligai, selepas beberapa
tahun Puteri Saadong di Siam, baginda dihantar balik ke Kelantan. Alangkah
terkejutnya Puteri Saadong bila mendapati yang suaminya Raja Abdullah telah
berkahwin lain, maka dari punca itulh berlakunya pertengkaran dan berakhir
kemangkatan Raja Abdullah dengan tikaman pacak sanggul isterinya.


Sumber:
Oleh : N A Halim (Muzium Negara)
Petikan : Mingguan Malaysia 28hb.Okt.1979

Ahad, 20 Mac 2011

Puisi Untuk Sahabat


Tak mengenal rasa dan bahasa
Jangan pandang ia dari warna
Papa dan kaya bukan bencana
Susah dan senang lalui cerita

Terdiam kita dalam kesunyian
Merenung ia tak kunjung datang
Menangisi kenangan mati dijalan
Seribu keceriaan tak terlupakan

Jagalah kesucian dari sang hitam
Lebih dan kurang jadi bimbingan
Menutupi fitnah jangan berjalan
Jauhkan beban dari sang kelam

Mengapa kita mengotorinya
padahal suci didepan mata
Mengapa hati mesti dikhianati
Bila sang raja benar mengarahi

Apa Itu Puisi

Puisi

Daripada Wikipedia, ensiklopedia bebas.
Puisi Cina oleh Maharaja Gaozong (Dinasti Song)

Puisi merujuk kepada susunan / aturan ayat yang menyampaikan maksud dalam bentuk yang indah. Puisi adalah satu cabang kesenian manusia. Puisi boleh berdiri secara sendiri, dan boleh juga disulam dalam seni lain seperti drama puisi, him atau lirik.

Terdapat pendapat bahawa kesenian adalah apa yang membezakan manusia berbanding haiwan.




Sabtu, 19 Mac 2011

Teka Teki




Ikan selar dalam kuali,
Kuali diletak celah dapur;
Yang mengejar tidak berkaki,
Yang dikejar tiada berekor?

Tanam pisang sulung tahun,
Malam-malam tanak nasi;
Dalam batang ada daun,
Dalam daun ada isi?

Tarik pukat dari pangkalan,
Gula Melaka dibuat inti;
Bila diikat ia berjalan,
Bila dibuka ia berhenti?

Buah cermai di dalam dulang,
Tepung digaul minyak sapi;
Anak ramai ibunya seorang,
Bila bergesel berapi-rapi?

Mulut manis hati nak baik,
Itulah amalan turun temurun;
Benda apa yang akan naik,
Apabila saja hujan turun.


Sumber: Iladam
Langit di Tangan, 1995.
Dewan Bahasa dan Pustaka.

Apa Itu Teka Teki

Teka-teki


Teka-teki ialah penyataan atau soalan yang mempunyai pembayang-pembayang tertentu yang bertujuan untuk menduga akal seseorang. Kebiasaannya, sesuatu teka-teki itu mempunyai jawapan yang menarik, unik atau kelakar.

Isi kandungan


Jenis-jenis teka-teki

Terdapat pelbagai jenis teka-teki yang wujud dalam dunia ini. Berikut hanyalah sebahagian daripada jenis-jenis teka-teki tersebut :-

Teka-teki tradisional Melayu

Teka-teki tradisional Melayu terkandung dalam bahagian puisi Melayu. Teka-teki jenis ini mempunyai 4 baris rangkap pantun dengan rima "abab". Contoh teka-teki tradisional Melayu ialah :-

"Akulah bola tergantung tinggi,
Menjadi pujaan seekor burung;
Apabila aku tiada lagi,
Gelap gelita hidup pun murung."

Jawapan : Bulan


Teka-teki tradisional Melayu tersebut adalah berdasarkan kepada salah satu peribahasa Melayu iaitu "pungguk rindukan bulan".

Teka-teki biasa

Teka-teki biasa mempunyai jawapan yang logik dan relevan dengan kehendak soalan teka-teki itu. Contoh teka-teki biasa :-

"Ada 3 orang dalam sebuah kapal laut; seorang nabi, seorang maharaja dan seorang hamba abdi. Kapal laut itu pun tenggelam. Antara ketiga-tiga orang tersebut, yang mana satu meninggal dunia?"

Jawapan : Hamba abdi


Hamba abdi sahaja yang meninggal dunia. Ini kerana maharaja mangkat dan nabi wafat. Maharaja dan nabi tidak memerlukan istilah "meninggal dunia".


kambing mati , diikat dikayu mati , dipukul mati-mati,apakah bendanya?

jawapan: gendang



Teka-teki gurauan

Teka-teki gurauan ialah teka-teki yang bertujuan untuk bergurau sahaja dan kebiasaannya teka-teki jenis ini mempunyai jawapan yang tidak relevan dengan kehendak soalan teka-teki itu. Contoh teka-teki gurauan ialah :-

"2 darab 2 jadi 4. 4 tolak 1 jadi 3. Jika seminggu ada 7 hari, siapakah bapa Aminah?"

Jawapan : Seorang lelaki


Teka-teki jenis ini tidak begitu menarik dan kadang-kadang boleh mendatangkan kebosanan atau kemarahan.

Selasa, 15 Mac 2011

Pantun Sirih Pinang

Sirih junjung sirih pinang
Sirih kami susun bertingkat
Adat dijunjung pusaka dikenang
Bangsa berbudi hidup muafakat

Sirih junjung sirih pinang
Sirih kuning diberi nama
Adat dijunjung pusaka dikenang
Hidup berbudi muafakat bersama

Sirih kuning sirih dara
Sirih tanya berserta cincin
Hidup beradat aman sejahtera
Budaya lama tetap terjamin

Sirih kuning diberi nama
Sirih tanya berserta cincin
Hidup berunding muafakat bersama
Bangsa mulia budaya dijamin

Orang Jawa turun ke dusun
Singgah sejenak di pinggir kota
Kami bawa sirih tersusun
Sudilah sepiak pembuka kata